-
-
Area Perawatan Unggulan
Jordan Tan terbaring diam saat mesin itu berputar mengelilingi tubuhnya dengan suara desiran yang keras. Mesin itu mengunci targetnya - tumor kanker di otaknya.
Putaran berhenti, dan mesin menembakkan aliran partikel yang kuat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Sinar itu sangat tepat sehingga partikel-partikelnya mengenai tumor dan tidak melenceng ke luar. Dengan menghindarkan sel-sel otak sehat lainnya dari radiasi berlebih, sinar tersebut mengurangi risiko anak berusia 10 tahun itu mengalami efek samping seperti ketidakmampuan belajar.
Jordan menjalani terapi sinar proton, sebuah bentuk terapi radiasi yang melengkapi pengobatan konvensional seperti kemoterapi.
Pengobatan terapi sinar proton meningkatkan kualitas hidup pasien kanker, dan manfaatnya meliputi:
Mount Elizabeth Novena Hospital (MNH) membuka pusat terapi proton pada tanggal 11 Mei 2023. Ini adalah fasilitas senilai S$78 juta yang membutuhkan waktu 5 tahun untuk merencanakannya dan merupakan yang pertama di antara rumah sakit swasta di Asia Tenggara.
Jordan menjalani sesi sinar proton secara teratur di rumah sakit selama 2 bulan, dan bocah yang cerewet ini tak henti-hentinya terpesona oleh mesin yang tampak futuristik itu.
"Mesin itu sangat besar, dan bisa bergerak (berputar) dalam bentuk oval," kata Jordan. "Mesin itu tidak boleh terlalu panas, jadi ruangannya sangat dingin. Para perawat memberi saya beberapa selimut dan balon berisi air hangat agar saya merasa lebih nyaman."
Bagaimana terapi sinar proton berbeda dengan radioterapi konvensional?
Dalam radioterapi, sinar-X (foton) dikirimkan ke tumor dan jaringan di sekitarnya. Namun, foton tidak hanya berhenti di tumor; foton akan menembus tubuh dan melampaui tumor.
Dengan demikian, radioterapi dapat membahayakan jaringan sehat di sekitarnya dan menyebabkan efek samping yang signifikan seperti kelelahan, mual, rambut rontok, gangguan kognitif, gangguan pendengaran, dan perubahan kulit.
Di sisi lain, sinar proton menargetkan organ kanker secara tepat, sehingga mengurangi efek samping dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pikirkan sinar proton sebagai penunjuk laser yang hanya menerangi area tertentu, sedangkan sinar radioterapi seperti lampu sorot yang menyinari area yang lebih luas.
Pengobatan sinar proton membutuhkan persiapan yang mendetail.
Untuk memastikan penargetan tumor yang akurat, Jordan menjalani proses simulasi CT. Selama proses ini, tim terapi radiasi mengambil gambar CT tubuhnya, dan ahli onkologi radiasi memetakan kontur tumor otak dan organ dalam lainnya untuk perencanaan pengobatan. Seorang ahli fisika mengatur sinar proton dari berbagai arah untuk memfokuskan pada tumor dengan intensitas yang optimal.
Aksesoris imobilisasi khusus juga disiapkan untuk mencegah pergerakan selama perawatan. "Pada hari pertama, mereka membuat penutup kepala khusus untuk saya agar kepala saya tetap diam," kata Jordan. Posisi tubuh dan kepalanya yang tepat memastikan bahwa tumornya tepat sasaran, sehingga meminimalkan paparan radiasi ke jaringan di sekitarnya.
Akhirnya, ahli onkologi radiasi mengevaluasi rencana perawatan dan mengaktifkan sinar proton.
Jordan tidak pernah merasa sendirian selama sesi terapi sinar proton. Dia berkata, "Perawat Mona dan Elizabeth sangat peduli. Mereka memastikan saya merasa nyaman dan mengobrol dengan saya melalui mikrofon selama perawatan karena saya sendirian di ruangan."
Tujuh bulan setelah terapi proton berakhir, anak laki-laki itu kembali bangkit.
Dia berkata, "Saya merasa lebih baik setiap hari. Saya sekarang bisa pergi ke sekolah dan menjalani kehidupan normal lagi! Saya suka berbicara dengan teman-teman saya, bersepeda, berenang, berolahraga, dan bermain game komputer."
Di MNH, pengobatan biasanya dilakukan 5 hari seminggu selama 6 - 7 minggu. Setiap sesi berlangsung sekitar 30 - 40 menit, sedangkan radiasi yang sebenarnya hanya membutuhkan waktu 5 menit. Perawatan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, dan pasien dapat melanjutkan aktivitas normal setelah setiap sesi.
Terapi sinar proton dapat digunakan untuk mengobati tumor di kepala dan leher, serta kanker prostat. Pada pasien di bawah usia 25 tahun, terapi ini juga dapat digunakan untuk kanker tulang belakang dan panggul.
Sebelumnya, pasien di Singapura harus melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mendapatkan terapi sinar proton, tetapi fasilitas Mount Elizabeth Novena sekarang memungkinkan mereka untuk beristirahat dengan nyaman di rumah mereka sendiri.
Terapi sinar proton digunakan untuk mengobati banyak jenis kanker, sering kali dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi. Terapi ini juga digunakan untuk mengobati kanker yang masih ada atau muncul kembali setelah radioterapi sinar-X.
Terapi sinar proton juga digunakan untuk mengobati kanker yang masih ada atau muncul kembali setelah radioterapi sinar-X.
Di Singapura, MOH telah menetapkan daftar indikasi yang mengizinkan terapi proton untuk jenis kanker berikut:
Terapi sinar proton mungkin tidak cocok untuk pasien yang sedang hamil, atau memiliki lupus eritematosus sistemik, skleroderma, dan gangguan jaringan ikat lainnya.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi halaman ini.