Bronkiolitis dapat dideteksi melalui pemeriksaan klinis dokter. Seringnya, diagnosis dokter tidak memerlukan tes darah, tes usap hidung, dan rontgen.
Segera bawa anak Anda ke dokter jika muncul gejala berikut:
Mengi
Kesulitan bernapas atau napas cepat dengan resesi di otot tulang rusuk, lubang hidung mengembang, atau kepalanya bergerak naik-turun
Perubahan warna wajah (pucat, biru, atau merah saat batuk)
Napas tak teratur atau ada jeda saat bernapas
Terjadi peningkatan letargi
Tidak mau minum
Bagaimana cara menangani bronkiolitis?
Karena disebabkan virus, antibiotik tidak efektif menangani bronkiolitis. Obat-obat lain, seperti nebulisasi adrenalin atau steroid juga tidak efektif terhadap bronkiolitis.
Memastikan anak beristirahat cukup agar bisa pulih.
Memberi porsi minum sedikit, tetapi sering agar anak tidak kekurangan cairan.
Membagi dua porsi makanan dan mempersingkat jeda di antara waktu makan untuk mengatasi susah makan.
Meneteskan larutan garam atau menggunakan semprot hidung untuk melegakan saluran nasal.
Tidak mau makan, sulit bernapas atau napasnya cepat, atau mengalami letargi, Anda harus membawa anak ke rumah sakit untuk pemantauan lebih lanjut. Penanganan lainnya mungkin juga diberikan, seperti pemberian oksigen, nebulisasi larutan garam, atau pemenuhan kebutuhan cairan lewat infus.
Masa pemulihan setelah sakit bronkiolitis
Kondisi sakit ini bisa berlangsung 7 – 10 hari. Setelah sembuh, batuk bisa bertahan hingga 4 minggu.
Bronkiolitis juga bisa kambuh karena ada banyak virus penyebab bronkiolitis.
Keadaan darurat medis adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh orang tua mana pun. Namun kenyataannya, keadaan darurat medis memang terjadi dan dalam sebagian besar (jika tidak semua) kasus, tidak dapat diprediksi.
Tahukah Anda bahwa asma dapat dikelola secara efektif dengan perawatan yang tepat? Baca terus untuk memahami berbagai obat asma dan cara yang tepat untuk menggunakannya.