Mengapa Perubahan Cuaca Membuat Kita Merasa Tidak Nyaman?

Sumber: Shutterstock

Mengapa Perubahan Cuaca Membuat Kita Merasa Tidak Nyaman?

Terakhir diperbarui: Kamis, 14 November 2019 | 3 menit waktu membaca

Perubahan cuaca dapat memengaruhi kesehatan kekebalan tubuh Anda. Bagaimana kita dapat mencegah diri kita jatuh sakit saat berlibur di iklim yang berbeda?

Sebentar lagi kita akan memasuki musim liburan musim dingin. Jika Anda berencana untuk berlibur di iklim yang lebih dingin, Anda mungkin khawatir bahwa terpapar perubahan suhu yang tiba-tiba membuat Anda berisiko lebih besar untuk jatuh sakit.

Kabar baiknya, hal ini tidak benar.

Terpapar cuaca yang lebih dingin secara tiba-tiba tidak akan membuat Anda sakit. Anda harus terpapar bakteri atau virus agar hal ini terjadi. Kabar buruknya, perubahan kelembapan udara dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda, membuat Anda lebih rentan terhadap kuman dan virus yang mungkin Anda temui, dan meningkatkan kemungkinan Anda jatuh sakit.

Mengapa demikian?

Anda mungkin pernah mengalami bagaimana kulit Anda cenderung lebih kering di iklim yang lebih dingin. Mata, paru-paru, dan selaput lendir di hidung Anda juga mengering di lingkungan dengan kelembapan rendah dan hal ini menurunkan pertahanan tubuh Anda terhadap bakteri dan virus. Selain itu, virus cenderung bertahan hidup dan berkembang biak dengan lebih mudah di suhu yang lebih dingin, sehingga meningkatkan risiko Anda jatuh sakit.

Selain itu, suhu dingin juga memecah partikel yang kita keluarkan dari hidung dan mulut setiap kali kita batuk atau bersin, sehingga lebih mudah terhirup oleh orang lain. Hal ini mempermudah penyebaran virus dari satu orang ke orang lain. Sebaliknya, di daerah dengan kelembapan yang lebih tinggi, partikel-partikel ini tetap lebih besar, sehingga mengurangi kemungkinan penularan.

Apa yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh di iklim yang lebih dingin?

Melemahnya sistem kekebalan tubuh Dalam cuaca yang lebih dingin, sistem kekebalan tubuh Anda cenderung melemah karena:

  • Kadar vitamin D yang lebih rendah. Anda mendapatkan vitamin D dari matahari. Di musim dingin, dan hari-hari yang lebih pendek, berkurangnya paparan sinar matahari juga dapat mengurangi kadar vitamin D. Vitamin D sangat penting untuk membantu Anda mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
  • Lebih banyak waktu di dalam ruangan. Orang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan selama bulan-bulan musim dingin, dan virus lebih banyak menyebar ketika orang-orang berada dalam jarak dekat di lingkungan tertutup.
  • Suhu yang lebih rendah. Sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa sel-sel di saluran napas Anda memiliki respons kekebalan yang menurun terhadap rhinovirus pada suhu yang lebih dingin. Rhinovirus juga dapat bereplikasi dengan lebih efisien pada suhu yang lebih rendah dari 37°C. Karena suhu di dalam rongga hidung adalah sekitar 33°C dalam cuaca dingin, ini menciptakan tempat berkembang biak yang ideal untuk rhinovirus. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi terjadi pada suhu 0°C ke bawah, sementara virus flu berkembang biak pada suhu 5°C.
  • Penyempitan pembuluh darah. Menghirup udara dingin dan kering menyebabkan penyempitan pembuluh darah di saluran pernapasan bagian atas untuk menghemat panas. Sel darah putih mungkin mengalami kesulitan untuk mencapai selaput lendir, sehingga tubuh lebih sulit untuk melawan kuman.

Cara menurunkan risiko Anda jatuh sakit

Beberapa cara untuk menghindari jatuh sakit saat berlibur di musim dingin ini, antara lain:

  • mengonsumsi suplemen vitamin D atau mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin D, seperti ikan berlemak, jamur, dan telur
  • mendapatkan banyak istirahat atau tidur
  • tetap terhidrasi
  • menjaga kebersihan seperti mencuci tangan secara teratur dan bersin atau batuk ke tisu bersih
  • menghindari berbagi makanan, minuman, peralatan makan dan minum dengan orang yang sedang pilek atau flu
  • mendapatkan vaksin flu
  • menjalankan pelembab udara untuk meningkatkan kelembapan di dalam ruangan

Apa saja perbedaan antara dingin dan flu?

Perbedaan antara dingin dan flu

Gejala Dingin Flu
Demam jarang terjadi umum terjadi
Menggigil jarang umum
Pegal-pegal sedikit umum
Bersin-bersin umum sesekali
Sakit tenggorokan umum sesekali
Hidung tersumbat umum sesekali
Batuk ringan sampai sedang umum
Sakit kepala jarang umum

Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Immunization and Respiratory Diseases (NCIRD)

Kapan harus ke dokter

Bakteri dan virus menyebabkan dingin dan flu, bukan cuaca. Namun, paparan terhadap cuaca dingin dapat meningkatkan risiko Anda terkena virus, yang menyebar lebih efektif dalam cuaca dingin. Kelembapan yang menurun juga mengurangi respons kekebalan tubuh Anda, sehingga tubuh Anda lebih sulit untuk melawan kuman dan virus ketika Anda terpapar.

Jika Anda jatuh sakit, jangan merusak liburan Anda dengan menderita. Cari bantuan medis di klinik terdekat atau IGD untuk meredakan gejala Anda.

What's the link between cold weather and the common cold? Retrieved on 29/08/19 from https://www.medicalnewstoday.com/articles/323431.php

Can the Change in Temperature Really Make You Sick? Retrieved on 29/08/19 from https://health.howstuffworks.com/diseases-conditions/cold-flu/can-change-in-temperature-really-make-sick.htm

Can the changing temperatures make you sick? Retrieved on 29/08/19 from https://abc13.com/health/can-the-changing-temperatures-make-you-sick/4688773/

Cold Versus Flu. Retrieved on 29/08/19 from https://www.cdc.gov/flu/symptoms/coldflu.htm
Artikel Terkait
Lihat semua