Apa itu bypass lambung (roux-en-y)?
Bypass lambung, atau Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) – dibaca "ru-en-wai", adalah sejenis bedah untuk menurunkan berat badan yang bertujuan memperkecil ukuran kantong lambung dengan memasang staples pada sebagian lambung.
Kantong lambung yang diperkecil ini akan ditempelkan langsung ke usus kecil sehingga memangkas jalur lambung dan bagian ujung atas usus kecil. Prosedur bedah ini akan mengurangi jumlah makanan yang dapat ditampung lambung sekaligus membatasi penyerapan kalori dan lemak oleh tubuh.
Bypass lambung adalah intervensi bedah untuk masalah obesitas. Prosedur ini bisa dilakukan jika diet dan olahraga tidak efektif untuk menurunkan berat badan, atau jika kelebihan berat badan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Meski sulit, lambung yang telah menjalani prosedur ini dapat dikembalikan seperti semula.
Perbedaan antara bypass lambung Roux-en-y dan gastrektomi lengan vertikal
Gastrektomi lengan vertikal adalah jenis bedah bariatrik lain yang berfungsi memperkecil ukuran lambung secara permanen guna membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung lambung. Tabel berikut menampilkan perbedaan utama antara kedua prosedur:
Bypass lambung (Roux-en Y) |
Gastrektomi lengan vertikal |
Sebagian lambung dipasangi staples sehingga memperkecil ukuran kantong lambung. |
Sebagian lambung diangkat secara permanen sehingga menyisakan kantong lambung kecil berbentuk tabung yang langsung terhubung ke usus kecil. |
Kantong lambung baru tersebut akan ditempelkan langsung ke bagian usus kecil sehingga memangkas jalur lambung dan bagian awal usus kecil. |
Tidak ada perubahan lain terhadap sistem pencernaan. |
Dokter akan menyarankan penanganan terbaik sesuai kesehatan dan kondisi Anda saat ini.
Mengapa bypass lambung diperlukan?
Prosedur bypass lambung diketahui berhasil:
- Mengurangi 60% – 80% berat badan berlebih dalam jangka pendek.
- Mengurangi lebih dari 50% berat badan berlebih dalam jangka panjang.
- Menurunkan berat badan dalam jangka waktu lebih singkat dibandingkan prosedur bedah lainnya.
- Memberikan resolusi jelas atas masalah kesehatan terkait obesitas.
Umumnya, semua jenis bedah bariatrik, termasuk bypass lambung, berhasil menurunkan berat badan dan membantu mengatasi gangguan terkait obesitas, seperti:
Pasien yang dapat menjalani bypass lambung harus memiliki indeks massa tubuh (BMI):
- Lebih dari 32,5, disertai gangguan terkait obesitas, seperti Diabetes tipe 2.
- Lebih dari 37,5.
Bedah bypass lambung dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang rentang hidup pasien. Prosedur ini juga dapat mencegah masalah kesehatan di masa mendatang. Namun, pasien harus berkomitmen mengubah gaya hidupnya demi mendapatkan hasil maksimal dari bedah penurunan berat badan.
Siapa saja yang sebaiknya tidak menjalani bypass lambung?
Bypass lambung sebaiknya tidak dijalani oleh pasien yang menderita kelebihan berat badan ekstrem. Pasien harus memenuhi persyaratan medis tertentu sebelum dapat menjalani bedah penurunan berat badan. Dokter akan menentukan apakah:
- Pasien merupakan kandidat yang tepat.
- Bypass lambung merupakan jenis bedah penurunan berat badan terbaik bagi pasien.
Dibandingkan jenis bedah penurunan berat badan lainnya, berikut adalah kekurangan bypass lambung:
- Masa pemulihan lebih lama.
- Risiko komplikasi lebih tinggi, tetapi dapat dihindari dengan perawatan yang tepat.
- Bypass usus akan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dan vitamin, sehingga dapat mengakibatkan kekurangan vitamin B12, zat besi, kalsium, dan folat. Pasien harus mengonsumsi vitamin seumur hidupnya.
- Peningkatan risiko terkena sindrom dumping, yang mengakibatkan diare, mual, dan muntah.
Apa saja risiko dan komplikasi bypass lambung?
Umumnya, bedah penurunan berat badan adalah prosedur yang aman. Sama seperti pembedahan besar lain, prosedur ini juga disertai beberapa risiko, misalnya:
- Infeksi
- Pendarahan hebat
- Reaksi buruk terhadap anestesi
- Penggumpalan darah dan trombosis vena dalam
- Kebocoran usus pada sepanjang atau sambungan staples
- Masalah paru atau pernapasan
Risiko dan komplikasi spesifik terkait bypass lambung antara lain:
- Meningkatnya risiko kekurangan gizi.
- Meningkatnya sensitivitas terhadap alkohol.
- Sakit mag.
- Obstruksi usus, yaitu penyumbatan pada usus kecil atau usus besar sehingga cairan atau makanan yang dicerna tidak dapat melewati usus. Makanan, cairan, asam lambung, dan gas dapat menumpuk pada saluran di atasnya. Kondisi ini dapat menimbulkan robekan pada dinding usus.
- Perforasi lambung, yaitu terbentuknya lubang di sepanjang lambung, usus besar, atau usus kecil.
Apa yang perlu dipersiapkan untuk menjalani bypass lambung?
Jika pasien memenuhi persyaratan untuk menerima bedah bypass lambung, dokter akan memberikan petunjuk untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani prosedur.
Anda mungkin akan diminta:
- Menjalani pemeriksaan darah, rontgen, serta berbagai pemindaian dan pemeriksaan fisik
- Menghindari konsumsi makanan dan minuman tertentu
- Menghentikan konsumsi obat tertentu
- Mulai berolahraga rutin
- Berhenti merokok
Anda juga mungkin harus merencanakan pemulihan pascabedah dengan menyiapkan orang yang dapat membantu Anda di rumah, jika perlu.
Seperti apa proses bypass lambung?
Bedah bypass lambung harus dipersiapkan secara matang untuk memastikan keamanan dan keberhasilan pembedahan.
Estimasi durasi
Bedah bypass lambung biasanya berlangsung selama dua jam.
Sebelum prosedur
Bedah bypass lambung akan dilakukan pada lambung sehingga Anda wajib menjalani pola makan tertentu selama beberapa hari sebelum prosedur.
Sejak 2 hari sebelum pembedahan, Anda akan menjalani diet cairan bening guna mempersiapkan saluran pencernaan untuk pembedahan. Diet ini berfungsi mengosongkan lambung dan usus, tetapi Anda akan tetap terhidrasi.
Opsi makanan dan minuman yang diperbolehkan pada diet cairan bening antara lain:
- Air
- Kaldu
- Es teh
- Minuman isotonik
- Minuman tanpa gula
- Sup yang disaring dan tidak mengandung bulir
- Minuman protein, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya
Hindari semua makanan dan minuman yang mengandung gula, lemak, serta alkohol.
Sekitar siang hari sebelum hari pembedahan, pasien akan diminta mengonsumsi pencahar untuk membersihkan sistem pencernaan.
Mulai tengah malam sebelum pembedahan, pasien harus puasa makan dan minum. Pasien juga dilarang menelan air saat sedang menggosok gigi dan berkumur.
Selama prosedur
Pasien akan diberikan anestesi umum sebelum bedah dimulai.
Pada sebagian besar kasus, bypass lambung dilakukan menggunakan laparoskop, yaitu alat kecil berbentuk tabung dan dipasangi kamera. Spesialis bedah akan membuat sayatan kecil pada abdomen dan memasukkan laparoskop untuk menavigasi dan menjalankan prosedur pada lambung. Jika pasien tidak mungkin menjalani bedah laparoskopi, akan dilakukan bedah terbuka dengan membuat sayatan besar di sepanjang abdomen.
Setelah membuat sayatan untuk mengakses lambung, spesialis bedah akan mengangkat bagian atas lambung dan menyisakan sebagian. Kantong lambung yang tersisa kira-kira akan sebesar sebutir telur. Kantong lambung ini hanya dapat menampung sekitar 28 gram makanan. Sebagai perbandingan, lambung normal umumnya dapat menampung 470 gram makanan.
Setelah itu, spesialis bedah akan memisahkan usus kecil. Ujung bawah usus kecil akan dipindahkan ke atas dan dijahit ke kantong yang baru dibuat. Makanan yang masuk ke kantong lambung tersebut akan langsung disalurkan ke usus kecil yang telah disambungkan.
Bagian atas usus kecil tersebut akan disambungkan dengan bagian bawahnya. Dengan demikian, asam lambung dan enzim pencernaan dari lambung yang telah di-bypass dan bagian atas usus kecil akan bercampur dengan makanan yang dikonsumsi.
Setelah prosedur
Pasien akan dipindahkan ke kamar pemulihan dan dipantau dengan saksama. Tergantung prosedur yang diterima, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Pasien tidak diperbolehkan untuk makan selama 1 – 2 hari hingga lambung dan sistem pencernaan pulih. Pasien hanya boleh mengonsumsi air.
Pasien biasanya dirawat di rumah sakit selama minimal 2 hari hingga cukup pulih dan dapat pulang ke rumah. Jika mengalami komplikasi pascabedah, pasien mungkin perlu dirawat lebih lama.
Perawatan dan pemulihan setelah bypass lambung
Jumlah asupan makanan dan minuman pasien akan sangat dibatasi. Pada 3 – 6 bulan pertama setelah pembedahan, pasien mungkin mengalami efek samping berikut akibat penurunan berat badan yang terlalu cepat:
- Kulit kering
- Rasa sakit pada badan
- Mudah kedinginan
- Perubahan suasana hati
- Rambut menipis
- Lesu
Berat badan pasien akan turun dengan cepat dalam 1.5 tahun pertama, hingga 2/3 dari berat badan awal.
Makanan dan gizi
Tiga minggu setelah pembedahan, pasien hanya diperbolehkan mengonsumsi cairan dan makanan lunak. Selama masa ini, pasien akan merasa kenyang sangat cepat, meskipun hanya mengonsumsi 2 sendok makanan. Seiring waktu, pasien dapat kembali mengonsumsi makanan seperti biasa. Namun, pasien harus menjalani diet seimbang seumur hidupnya.
Dalam masa pemulihan, pasien disarankan untuk:
- Makan perlahan dan mengunyah hingga halus.
- Mengonsumsi porsi kecil dalam sekali makan.
- Menghindari makanan yang dapat menyumbat pencernaan, misalnya roti tawar putih lunak.
- Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk mencegah kurang gizi.
Olahraga
Setelah pulih dari pembedahan, pasien perlu memulai rutinitas olahraga dan menjalaninya seumur hidup. Tujuannya adalah agar pasien dapat menurunkan berat badannya semaksimal mungkin setelah menjalani prosedur. Pasien dapat menjalankan aktivitas fisik berintensitas menengah hingga tinggi guna meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, misalnya:
- Jalan cepat
- Berkebun atau membereskan rumah
- Berenang
- Bersepeda
Janji temu tindak lanjut rutin
Selama 2 tahun pertama, pasien harus menghadiri janji temu tindak lanjut rutin untuk memantau kesehatannya. Selanjutnya, pasien cukup memeriksakan diri ke dokter umum setahun sekali.
Dalam sesi janji temu tindak lanjut, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk:
- Melakukan pemeriksaan darah untuk memantau kadar vitamin dan mineral
- Mengubah rutinitas diet dan olahraga
- Melakukan pemeriksaan kesehatan fisik
Kehamilan dan kontrasepsi
Umumnya, wanita dianjurkan untuk menunda kehamilan dalam 12 hingga 18 bulan pertama setelah menjalani bedah bariatrik. Bedah penurunan berat badan dapat mengganggu kadar vitamin dan mineral dalam tubuh sehingga berbahaya bagi janin.
Pasien dianjurkan:
- Menggunakan kontrasepsi hingga dokter menyatakan kondisi pasien sudah aman untuk hamil. Lakukan konsultasi dengan dokter untuk menemukan jenis kontrasepsi terbaik, karena tidak semua jenis kontrasepsi cocok untuk wanita yang baru saja menjalani bedah bariatrik.
- Berkonsultasi kepada dokter jika mengalami kehamilan dalam 12 – 18 bulan setelah pembedahan. Dokter akan memeriksa kadar vitamin dan mineral Anda serta merekomendasikan suplemen yang harus dikonsumsi.