Seperti apa proses diagnosis pembengkakan prostat (BPH)?
Pertama, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan menanyakan gejala yang Anda alami.
Untuk lebih lanjutnya, pemeriksaan diagnostik juga akan dilakukan, di antaranya:
Colok dubur (digital rectal examination), yaitu pemeriksaan oleh dokter dengan mengenakan sarung tangan yang telah dilumasi lalu memasukkan jarinya ke rektum untuk meraba prostat agar ukuran dan kondisi abnormalnya dapat diketahui.
Uroflowmetri, untuk mengukur laju dan kekuatan aliran urine.
Pemeriksaan residu urine setelah berkemih, untuk menentukan apakah kandung kemih bisa kosong sepenuhnya dan untuk mengukur volume urine yang masih tersisa setelah buang air kecil.
Pemeriksaan urinalisis, untuk mendeteksi kanker kandung kemih dan menentukan ada tidaknya faktor lain penyebab gejala yang Anda alami.
Sistoskopi, yaitu prosedur pemeriksaan kandung kemih dan uretra menggunakan kamera.
Pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA) dalam darah, untuk menentukan apakah kadar PSA tinggi, yang dapat menjadi indikasi peradangan atau kanker prostat.
Seperti apa langkah pengobatan pembengkakan prostat (BPH)?
BPH mungkin tidak harus ditangani dengan segera. Jika gejalanya ringan, dokter mungkin akan menyarankan untuk menunggu di samping melakukan kontrol rutin untuk memantau perkembangan kondisi Anda.
Jika diperlukan penanganan khusus, ada beberapa opsi yang tersedia, antara lain, konsumsi obat, prosedur invasif minimal, dan bedah terbuka. Dokter akan menentukan prosedur penanganan yang paling tepat sesuai usia, ukuran prostat, tingkat keparahan gejala, dan kondisi kesehatan Anda secara umum.
Obat-obatan
Untuk gejala ringan sampai sedang, obat-obatan dapat digunakan untuk meredakannya. Diperkirakan bahwa pada 30–60% pasien, gejala dapat mereda berkat obat-obatan, di antaranya:
Penghambat alfa (alpha blocker), yang mampu mengendurkan otot prostat dan kandung kemih sehingga buang air kecil menjadi lebih mudah.
Inhibitor 5-alfa-reduktase, yang mampu menghambat perubahan hormon pemicu pembesaran prostat.
Antimuskarinik, yang dapat mengurangi spasme atau kontraksi mendadak otot kandung kemih dan dapat meredakan gejala kandung kemih yang terlalu aktif.
Prosedur bedah invasif minimal dan bedah terbuka
Untuk gejala sedang sampai berat, atau jika menurut pasien obat tidak mampu meredakan gejala yang dialaminya, dokter dapat menganjurkan prosedur bedah invasif minimal.
Berikut adalah pilihan pengobatannya:
Reseksi transuretra prostat (TURP). Dilakukan dengan anestesi umum atau tulang belakang, prosedur TURP mampu mengangkat sebagian besar prostat sehingga hanya bagian luarnya yang tersisa. Gejala akan mereda dan aliran urine menjadi lebih lancar.
Terapi transurethral microwave thermotherapy (TUMT) dengan panas gelombang mikro. TUMT menggunakan suatu elektrode pemancar energi gelombang mikro yang mampu menghancurkan bagian dalam prostat sehingga prostat mengecil dan aliran urine menjadi lebih lancar. Selain mungkin perlu diulangi agar hasilnya maksimal, prosedur TUMT umumnya dianjurkan jika prosedur lain yang sifatnya lebih invasif dirasa kurang tepat.
Insisi transuretra prostat (TUIP). Dalam prosedur ini, arus listrik atau sinar laser digunakan untuk memotong sedikit bagian prostat yang menempel pada kandung kemih agar aliran urine lebih lancar. Tidak seperti prosedur TURP, tidak ada jaringan prostat yang diangkat dalam prosedur TUIP.
Terapi laser Greenlight. Dalam prosedur ini, sinar laser berdaya tinggi disalurkan lewat slang fiber yang fleksibel untuk memanaskan dan mengikis kelebihan jaringan prostat. Dibandingkan prosedur non-laser, prosedur ini memiliki efek samping yang lebih sedikit dan dapat dijalankan pada pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Terapi uap air Rezum. Prosedur invasif minimal yang relatif baru ini memancarkan energi panas dari uap air ke jaringan prostat yang membesar agar mengecil. Prosedur ini merupakan bedah rawat jalan yang tidak memerlukan anestesi.
UroLift. Dalam prosedur bedah rawat jalan yang juga lazim disebut prostatic urethral lift (PUL) ini, implan kecil dipasang untuk menahan prostat yang membesar agar tidak menghalangi aliran urine.
Metode pengangkatan prostat holmium laser enucleation of the prostate (HoLEP) dengan laser. Prosedur ini mungkin disarankan untuk pria yang menderita retensi urine atau ISK yang sering kambuh guna mengangkat kelebihan jaringan prostat menggunakan energi laser.
Prostatektomi. Prostatektomi bertujuan untuk mengangkat seluruh atau sebagian prostat dan dapat berupa prosedur bedah terbuka atau [bedah robotik].(/id/tests-treatments/robotic-radical-prostatectomy) Prosedur ini umumnya hanya direkomendasikan jika ukuran prostat sangat besar atau jika terdapat faktor komplikasi, misalnya kerusakan kandung kemih.
Seiring bertambahnya usia, prostat pria akan membesar. Ini adalah bagian dari penuaan, namun hingga titik tertentu, hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).
Pengobatan konvensional untuk pembesaran prostat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Dr Ronny Tan, ahli urologi, membahas bagaimana perawatan invasif minimal yang baru dapat membantu.