Cara Bekerja Keras Tanpa Risiko Kesehatan

Sumber: Shutterstock

Cara Bekerja Keras Tanpa Risiko Kesehatan

Terakhir diperbarui: Kamis, 20 Juni 2019 | 5 menit waktu membaca

Tahukah Anda bahwa kebiasaan kerja yang tidak sehat dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi terkena penyakit mental dan fisik kronis?

Sudah menjadi fakta umum bahwa warga Singapura menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Sebagian besar dari kita menghabiskan waktu rata-rata 44 jam per minggu, yang lebih tinggi dari rata-rata jam kerja di tingkat regional yaitu 41,9 jam. Dengan pekerjaan yang menghabiskan sebagian besar waktu kita, tidak mengherankan jika 1 dari 3 orang Singapura tidak cukup berolahraga sementara 6 dari 10 orang kurang tidur dari yang mereka butuhkan.

Kebiasaan tidak sehat ini harus menjadi perhatian karena dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi terkena penyakit mental dan fisik yang kronis. Tahun lalu, 6 dari 10 orang dewasa yang bekerja mengakui bahwa mereka mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dari rata-rata atau tingkat stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena ada interaksi yang konstan antara pikiran dan tubuh kita, stres dan masalah kesehatan mental lainnya secara tidak sengaja dapat menyebabkan penyakit fisik seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan penyakit pencernaan.

Selain itu, jam kerja yang panjang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan di tempat kerja dan penyakit akibat kerja. Laporan Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa terdapat 6.032 dan 294 kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam 6 bulan pertama tahun 2018. Tiga penyakit akibat kerja teratas pada periode tersebut adalah gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan, tuli akibat bising, dan penyakit kulit akibat kerja.

Meskipun mungkin tidak mungkin untuk menghilangkan semua bentuk stres kerja, berikut adalah 6 cara untuk menjaga agar stres tetap terkendali dan penyakit tidak mengganggu performa kerja Anda.

1. Rencanakan ke depan dan bersikaplah realistis

Buatlah rencana ke depan dan bersikaplah realistis

Sebelum memulai sebuah tugas atau proyek, tentukan berapa banyak waktu yang Anda butuhkan untuk mengerjakannya, dan rencanakan jadwal pengerjaannya. Pisahkan tugas-tugas besar menjadi beberapa bagian yang lebih mudah dikelola, dan pertimbangkan waktu tambahan untuk tenggat waktu jika terjadi hal-hal yang tidak terduga.

Jika Anda mengerjakan proyek besar atau jika tenggat waktunya terlalu ketat, pertimbangkan untuk mendelegasikan beberapa bagian dari proyek tersebut agar Anda dapat lebih fokus pada pekerjaan yang lebih penting. Selain itu, hindari mengambil pekerjaan baru ketika Anda memiliki terlalu banyak tugas yang sedang dikerjakan.

Dengan membuat perencanaan ke depan, mendelegasikan pekerjaan dan mengatakan "tidak" pada pekerjaan tambahan jika diperlukan, Anda akan dapat mengurangi kemungkinan Anda menjadi stres dan frustrasi karena beban kerja yang berlebihan.

2. Berpikirlah secara positif

Pikiran biasanya dikatakan sebagai alat yang paling kuat yang dimiliki manusia. Karena cara kita memandang sebuah situasi dapat mempengaruhi perasaan kita, maka penting untuk diingat bahwa tetap positif berada dalam kendali kita.

Salah satu caranya adalah dengan bersikap objektif. Misalnya, jika manajer Anda memberikan umpan balik tentang cara meningkatkan presentasi Anda, Anda tidak boleh menafsirkannya bahwa mereka menyiratkan bahwa Anda tidak kompeten. Terima umpan balik tersebut secara positif, analisis apa yang salah, fokuslah pada bagaimana cara memperbaikinya, dan lanjutkan. Alih-alih membiarkan umpan balik negatif yang dirasakan sebagai tolok ukur kemampuan Anda, ingatlah kembali kekuatan dan keberhasilan Anda untuk menghilangkan perasaan negatif.

Cara lainnya adalah dengan tidak membiarkan tantangan membuat Anda kewalahan. Ketika dihadapkan pada masalah yang sulit, lepaskan pikiran Anda untuk sementara waktu dari masalah tersebut untuk mengistirahatkan pikiran Anda. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengatasi masalah dengan energi baru setelah beristirahat. Selain itu, Anda juga dapat memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga tidak terlalu membebani, dan mencari bantuan dari keluarga dan teman-teman Anda.

3. Beri makan tubuh Anda dengan benar

Beri makan tubuh Anda dengan benar

Karena makanan memiliki dampak langsung pada kesehatan kita, sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Dengan makan makanan yang sehat, Anda tidak hanya akan memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda, tetapi juga memastikan bahwa Anda memiliki energi yang cukup sepanjang hari.

Daripada mengikuti diet yang sedang tren, lebih penting bagi Anda untuk mengonsumsi makanan yang seimbang. Sebagai panduan, isi setengah dari piring Anda dengan buah-buahan dan sayuran, seperempatnya dengan biji-bijian utuh seperti beras merah dan roti gandum, dan seperempatnya lagi dengan daging dan protein lainnya.

4. Lakukan latihan fisik

Jika Anda selalu merasa lelah bahkan setelah cukup tidur, itu pertanda Anda kurang berolahraga. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, Anda akan merasa lebih berenergi dan juga "tinggi" secara alami karena endorfin yang dilepaskan tubuh saat berolahraga. Selain itu, berolahraga juga dapat membantu mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi stres dan kecemasan.

Jadi, apa lagi yang Anda tunggu? Letakkan matras Anda dan mulailah rutinitas olahraga sederhana di rumah, sebelum meningkatkan intensitas dan durasi dari waktu ke waktu.

5. Luangkan waktu untuk 'me time'

Miliki waktu untuk diri sendiri

Menghabiskan waktu sendirian dapat membantu menyegarkan mental dan fisik Anda. Luangkan waktu secara teratur untuk melakukan aktivitas yang Anda sukai karena hal ini dapat membantu Anda mengurangi kekacauan mental dan stres. Anda juga harus meluangkan waktu untuk merenungkan hidup Anda untuk menemukan kembali maknanya dan mungkin menetapkan tujuan baru.

6. Bangun hubungan yang kuat dengan orang yang Anda cintai

Meskipun penting untuk memiliki waktu sendiri, menghabiskan waktu bersama keluarga juga sama pentingnya. Mendedikasikan waktu untuk kegiatan rutin keluarga atau untuk mengobrol secara rutin dapat membantu membangun lingkungan di mana anggota keluarga merasa cukup aman untuk berbagi pikiran, perasaan, dan masalah mereka dengan bebas. Hal ini dapat membantu meringankan stres karena akan lebih mudah melewati masa-masa sulit saat Anda tahu bahwa Anda mendapat dukungan dari keluarga daripada menghadapinya sendirian.

Dengan lingkungan kerja yang penuh tuntutan saat ini, Anda mungkin mudah terobsesi dengan pekerjaan hingga lupa untuk mengurus diri sendiri. Namun, hal ini tidak akan membuahkan hasil dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan kreativitas terhambat, produktivitas menurun, dan bahkan penyakit kronis. Jadi, sebelum Anda menjadi korban stres kerja, mengapa tidak melakukan upaya sadar untuk mengelola dan mengurangi stres secara efektif agar Anda dapat selalu tampil optimal di tempat kerja?

10 Easy Ways to Manage Stress (2018, July 30). Retrieved March 5, 2019 from https://www.healthhub.sg/live-healthy/426/10easywaystomanagestress

Ang, J. (2018, May 28). 60% of Singaporean staff experience above average stress levels. Retrieved March 5, 2019 from https://www.humanresourcesonline.net/60-of-singaporean-staff-experience-above-average-stress-levels/

Jeong, H. (2019, January 11). More than 40% of Singaporeans not getting enough sleep: Study. Retrieved March 5, 2019 from https://www.todayonline.com/singapore/more-40-sporeans-not-getting-enough-sleep-study

Sunil, P. (2019, February 27). Malaysia ranks 19th globally on the Total Workforce Index. Retrieved March 5, 2019 from https://www.humanresourcesonline.net/malaysia-ranks-19th-globally-on-the-total-workforce-index/

Tan, T.M. (2018, August 21). Number of workplace injuries falls: MOM. Retrieved March 5, 2019 from https://www.straitstimes.com/singapore/number-of-workplace-injuries-falls-mom

Wong, P.T. (2019, August 2). Singapore's sleep-deprived millennials snooze longer on weekends; habit a worrying sign. Retrieved March 5, 2019 from https://www.todayonline.com/singapore/singapores-sleep-deprived-millennials-snooze-longer-weekends-habit-worrying-sign
Artikel Terkait
Lihat semua