Dr Koo Oon Thien Kevin
Spesialis Bedah Tulang & Ortopedi
Sumber: Shutterstock
Spesialis Bedah Tulang & Ortopedi
Tumit adalah tulang terbesar di kaki dan rentan mengalami cedera akibat penggunaan berlebihan. Tingkat keparahan nyeri tumit bervariasi, mulai dari ringan hingga parah. Nyeri ini dapat terjadi akibat peradangan, trauma, atau penyakit sistemik (penyakit yang menyerang seluruh tubuh) seperti reumatik.
Artikel ini menjelaskan 2 kondisi umum yang sering kali menyebabkan nyeri tumit, yaitu plantar fasciitis dan tendonitis Achilles.
Plantar fasciitis merupakan peradangan pada plantar fascia, yaitu jaringan ikat tebal yang menghubungkan tumit dengan bagian depan kaki. Plantar fascia menopang lengkungan telapak kaki (arkus) dan menyerap tekanan. Ketika plantar fascia meradang atau robek, tekanan kuat pada kaki dapat menimbulkan rasa sakit yang tajam. Meskipun penyebab plantar fasciitis tidak diketahui secara pasti, beberapa kemungkinannya adalah pemakaian sepatu yang tidak tepat, tuntutan kerja yang berat, obesitas, olahraga lari, dan aspek mekanika kaki yang abnormal.
Gejala plantar fasciitis
Plantar fasciitis menyebabkan nyeri di bagian bawah tumit, yang menjalar ke lengkungan telapak kaki. Intensitas nyeri bervariasi, misalnya nyeri yang tajam atau rasa sakit yang menyebar ke area di sekitar tumit dan lengkungan telapak kaki. Gejala umum plantar fasciitis adalah nyeri seperti tertusuk saat Anda pertama kali melangkah di pagi hari. Nyeri biasanya berkurang seiring kaki digunakan sepanjang hari, tetapi dapat muncul kembali setelah Anda berdiri lama atau berdiri setelah duduk.
Siapa saja yang berisiko mengalami plantar fasciitis?
Meskipun penyebab plantar fasciitis tidak diketahui secara pasti, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya plantar fasciitis:
Tendon Achilles adalah tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang) terbesar dan terkuat pada tubuh, yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon Achilles berperan saat kita berjalan, berlari, dan melompat.
Tendonitis Achilles merupakan peradangan pada tendon Achilles. Kondisi ini dapat terjadi karena aktivitas yang memberikan tekanan berulang terhadap tendon, seperti bermain basket atau berlari. Penambahan frekuensi atau intensitas aktivitas olahraga secara tiba-tiba juga dapat mengakibatkan tendonitis Achilles. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan tendonitis Achilles adalah taji tulang, yaitu tulang yang menonjol akibat sejumlah kondisi, seperti peradangan dan penurunan fungsi (degenerasi)..
Gejala tendonitis Achilles
Salah satu gejala umum tendonitis Achilles adalah nyeri pada bagian belakang tumit yang memburuk saat Anda beraktivitas. Anda juga dapat merasakan nyeri hebat sehari setelah berolahraga. Beberapa gejala lainnya adalah pembengkakan di sepanjang tendon, nyeri tekan, atau ketegangan. Gejala ini dapat membaik dengan aktivitas ringan. Namun, tendonitis Achilles mungkin juga tidak menimbulkan tanda dan gejala apa pun.
Siapa saja yang berisiko mengalami tendonitis Achilles?
Tendonitis Achilles lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Faktor risiko terjadinya Achilles tendonitis, antara lain, usia lanjut, lengkungan telapak kaki datar akibat bawaan lahir, obesitas, dan otot betis tegang. Kondisi medis, seperti psoriasis atau tekanan darah tinggi, dan konsumsi obat tertentu, misalnya antibiotik, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya tendonitis Achilles.
Metode perawatan konservatifnya meliputi istirahat, kompres es pada area nyeri, dan peregangan. Anda dapat mempertimbangkan fisioterapi untuk mengetahui olahraga yang tepat guna meregangkan area yang sakit dan memperkuat otot penopang. Night splint (bidai untuk malam hari) atau penyangga telapak kaki juga dapat disarankan untuk membantu pemulihan.
Jika langkah-langkah ini dirasa tidak berhasil, dokter dapat menyarankan suntik steroid atau terapi gelombang kejut. Terapi gelombang kejut adalah prosedur non-invasif menggunakan gelombang suara mekanik berenergi tinggi untuk diarahkan ke area nyeri dan menstimulasi penyembuhan. Pasien akan merasakan nyeri berkurang dan fungsionalitas area nyeri membaik setelah menjalani prosedur ini.
Bedah mungkin diperlukan jika nyeri terasa parah dan perawatan konservatif serta prosedur non-invasif tidak efektif.
Penyebab pasti nyeri tumit sulit diidentifikasi sebab beberapa kondisi memiliki gejala yang serupa dan tumpang tindih. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mendapati salah satu gejala berikut:
Dengan penanganan yang segera, pemulihan akan lebih cepat dan komplikasi dapat dihindari sehingga Anda dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.