Sumber: Getty Images
Memahami dan Menangani Anak yang Rewel Makan
Terakhir diperbarui: Jumat, 06 September 2024 | 6 menit waktu membaca
Temukan cara membedakan antara rewel saat makan dan masalah yang lebih serius, strategi yang efektif untuk mengatur waktu makan, dan kapan harus mencari bantuan.
Makan rewel pada anak merupakan masalah umum yang dihadapi banyak orang tua. Ini adalah fase yang biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan dapat menjadi tantangan sekaligus membingungkan. Anak-anak sering menunjukkan kebiasaan makan yang selektif, menolak makanan tertentu dan menunjukkan preferensi yang kuat terhadap makanan lain.
Memahami penyebab yang mendasari dan menerapkan strategi yang efektif dapat membantu orang tua melewati fase ini dengan lebih efektif.
Apa itu rewel makan?
Makan rewel, juga dikenal sebagai pilih-pilih makanan, menggambarkan berbagai perilaku pada anak yang berhubungan dengan makanan. Hal ini biasanya melibatkan:
- Pilihan makanan yang selektif: Seorang anak mungkin hanya makan makanan yang terbatas dan secara konsisten menolak untuk mencoba apa pun di luar kisaran ini.
- Preferensi yang kuat: Preferensi yang jelas terhadap tekstur, rasa, atau jenis makanan tertentu, sering kali disertai dengan ketidaksukaan terhadap makanan dengan tekstur atau rasa yang berbeda.
- Keengganan untuk mencoba makanan baru: Resistensi yang signifikan terhadap makanan baru atau perubahan dalam persiapan makanan, sering kali disertai dengan kecenderungan untuk menolak makanan yang tidak dikenal secara langsung.
Meskipun banyak anak yang mengalami fase rewel saat makan, penting untuk mempelajari cara membedakan antara perilaku makan selektif dan perilaku yang mungkin memerlukan intervensi lebih lanjut.
Membedakan rewel makan yang khas dengan pemberian makan yang bermasalah
|
Tipikal pemakan yang cerewet/pilih-pilih makanan |
Pengumpan yang bermasalah |
Variasi dan penerimaan makanan |
Mengkonsumsi setidaknya 30 jenis makanan yang berbeda |
Memiliki variasi makanan yang terbatas, biasanya kurang dari 20 jenis makanan. |
Respon terhadap makanan yang bergerigi |
Umumnya akan menerima makanan lagi setelah istirahat, meskipun mereka menghindarinya untuk sementara waktu |
Tidak mungkin menerima makanan itu lagi, bahkan setelah istirahat, yang mengakibatkan semakin berkurangnya rentang makanan yang dapat diterima |
Respon terhadap makanan baru |
Dapat mentoleransi adanya makanan baru di piring mereka dan dapat menyentuh atau mencicipinya, meskipun mereka ragu-ragu |
Dapat menangis, menolak, atau menjadi sangat tertekan saat makanan baru diperkenalkan, menolak interaksi apa pun dengan makanan tersebut |
Keragaman pola makan |
Makan setidaknya satu makanan dari sebagian besar tekstur makanan dan kelompok nutrisi |
Dapat sepenuhnya menolak seluruh kategori makanan berdasarkan tekstur atau kelompok nutrisi |
Dinamika waktu makan |
Sering makan makanan yang berbeda dari anggota keluarga yang lain, tetapi biasanya ikut makan bersama keluarga |
Hampir selalu makan makanan yang berbeda dari keluarga dan sering tidak ikut makan bersama keluarga |
Penerimaan makanan baru |
Biasanya membutuhkan 20-25 langkah dalam proses bertahap untuk menerima makanan baru |
Membutuhkan lebih dari 25 langkah dalam proses bertahap untuk menerima makanan baru |
Frekuensi teridentifikasi sebagai pemilih makanan saat pemeriksaan kesehatan anak |
Kadang-kadang dilaporkan sebagai 'pemilih makanan' saat pemeriksaan kesehatan, dengan perilaku memilih-milih makanan yang berlangsung kurang dari 2 tahun. |
Secara konsisten teridentifikasi sebagai 'pemilih makanan' selama beberapa kali pemeriksaan, dengan perilaku ini bertahan selama lebih dari 2 tahun. |
Penyebab anak rewel saat makan
Makan rewel dapat disebabkan oleh berbagai faktor:
- Tahap perkembangan: Anak kecil sering kali waspada terhadap pengalaman baru, termasuk makanan baru. Sikap hati-hati ini dapat dikaitkan dengan mekanisme bertahan hidup secara evolusioner, di mana makanan yang tidak dikenal sebelumnya dianggap berpotensi membahayakan.
- Sensitivitas sensorik: Beberapa anak lebih sensitif terhadap tekstur, rasa, atau bau makanan tertentu, sehingga membuat mereka lebih selektif dalam memilih makanan.
- Pengaruh orang tua: Anak-anak dapat mencontoh perilaku makan mereka berdasarkan kebiasaan orang tua mereka. Jika orang tua pilih-pilih makanan atau menunjukkan ketidaksukaan yang kuat terhadap makanan tertentu, anak-anak dapat mengadopsi perilaku yang sama.
- Faktor perilaku dan psikologis: Makan rewel terkadang dapat mencerminkan masalah perilaku atau psikologis yang lebih luas, seperti menggunakan preferensi makanan untuk menyatakan kontrol atau kemandirian. Hal ini juga dapat melibatkan kepekaan sensorik makanan, di mana seorang anak memiliki reaksi yang kuat terhadap aspek sensorik makanan, termasuk rasa, tekstur, bau, atau penampilannya.
- Masalah medis: Dalam beberapa kasus, rewel makan mungkin terkait dengan masalah medis, seperti alergi makanan, masalah pencernaan, atau kepekaan terhadap makanan. Misalnya, masalah pencernaan seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD), sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit celiac, atau intoleransi laktosa dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit saat makan, yang dapat menyebabkan perilaku makan selektif. Jika perilaku tersebut memengaruhi pertumbuhan secara negatif, atau jika rewel makan parah atau terus-menerus, penting untuk mengesampingkan penyebab medis yang mendasarinya.
Strategi untuk menangani anak yang rewel makan
Makan rewel sering kali merupakan bagian normal dari perkembangan anak, tetapi beberapa strategi dapat membantu orang tua mengatasinya dengan lebih efektif:
- Tawarkan berbagai macam makanan: Memperkenalkan berbagai macam makanan dan rasa dapat membantu anak mengembangkan rasa untuk berbagai jenis masakan. Menyajikan makanan baru di samping makanan yang sudah dikenalnya dapat mendorong penerimaan secara bertahap.
- Ciptakan lingkungan waktu makan yang positif: Membuat waktu makan yang menyenangkan dan santai dapat membantu mengurangi stres yang berhubungan dengan makanan. Hindari menekan atau menyuap anak untuk makan makanan tertentu, karena hal ini dapat menciptakan asosiasi negatif terhadap waktu makan.
- Libatkan anak dalam persiapan makanan: Melibatkan anak dalam memasak dan menyiapkan makanan dapat meningkatkan minat mereka untuk mencoba makanan baru. Mengizinkan mereka untuk membantu dengan tugas-tugas yang sesuai dengan usia mereka juga dapat memberi mereka rasa kontrol dan investasi dalam makanan.
- Bersabarlah dan gigih: Mungkin diperlukan beberapa kali pemaparan terhadap makanan baru sebelum anak mau mencobanya. Terus menawarkan makanan baru tanpa memaksa mereka dapat membantu anak-anak menjadi lebih terbuka untuk memperluas preferensi makanan mereka dari waktu ke waktu.
- Mencontohkan kebiasaan makan yang sehat: Anak-anak sering kali meniru perilaku orang dewasa. Dengan menunjukkan kebiasaan makan yang sehat dan menunjukkan antusiasme terhadap berbagai jenis makanan, orang tua dapat mendorong anak-anak mereka untuk mengikutinya.
- Gunakan penyajian yang kreatif: Membuat makanan yang menarik secara visual terkadang dapat mendorong anak-anak untuk mencoba makanan baru. Bentuk yang menyenangkan, penyajian yang penuh warna, dan pengaturan yang kreatif dapat membuat waktu makan menjadi lebih menarik.
- Hargai preferensi individu: Meskipun penting untuk mendorong variasi, penting juga untuk menghargai preferensi individu anak. Memaksa anak untuk makan makanan yang tidak mereka sukai dapat menyebabkan lebih banyak penolakan dan kecemasan di sekitar waktu makan.
Kapan harus mencari intervensi
Meskipun rewel makan adalah hal yang umum terjadi pada masa kanak-kanak, ada beberapa kasus di mana hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran. Mengetahui kapan harus mencari bantuan profesional sangatlah penting. Situasi-situasi ini meliputi:
- Kekurangan nutrisi: Jika anak sulit makan menyebabkan kekurangan nutrisi penting, nasihat profesional mungkin diperlukan untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang.
- Penolakan makanan yang ekstrem: Jika seorang anak menolak hampir semua makanan dan secara konsisten makan sangat sedikit, ini mungkin merupakan tanda dari masalah yang lebih serius yang memerlukan perhatian.
- Kekhawatiran perilaku: Jika Anda mencurigai bahwa anak Anda rewel saat makan mungkin merupakan bagian dari masalah perilaku yang lebih luas atau berdampak buruk pada pertumbuhannya, berkonsultasi dengan psikolog atau konselor anak dapat bermanfaat.
Meskipun rewel makan umumnya dapat diatasi dengan waktu dan kesabaran, memahami penyebabnya dan menerapkan strategi yang efektif dapat membantu meringankan prosesnya. Namun, jika Anda masih tidak yakin apakah perilaku anak Anda perlu dikhawatirkan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan dan dukungan.
Dokter anak akan dapat mengevaluasi kesehatan dan perkembangan anak Anda secara keseluruhan dan, jika perlu, merujuk mereka ke psikolog atau dokter ahli gizi untuk penilaian dan perawatan lebih lanjut.