Dr Lim Lian Arn
Spesialis Bedah Tulang & Ortopedi
Sumber: Shutterstock
Spesialis Bedah Tulang & Ortopedi
Baik Anda seorang atlet berpengalaman maupun pemula yang baru memulai rutinitas olahraga baru, hal terakhir yang Anda inginkan adalah terbaring lemah karena cedera.
Dr Lim Lian Arn sangat memahami hal ini, setelah mengalami banyak cedera selama bertahun-tahun menekuni olahraga intensif mulai dari rugby, snowboarding, hingga yang terbaru, lari maraton. Ahli bedah atletik ini sekarang menyalurkan pengalaman dan keahliannya dalam bidang ortopedi untuk membantu pasien mengatasi cedera mereka dan kembali ke lapangan.
Meskipun partisipasi olahraga secara teratur memberikan manfaat kesehatan, Dr Lim memperingatkan bahwa tidak semua peserta mungkin sepenuhnya menyadari atau siap menghadapi tuntutan olahraga yang mereka pilih. Oleh karena itu, ia merekomendasikan mereka yang menjalani pelatihan olahraga untuk mengatur kecepatan mereka dengan hati-hati dan waspada terhadap potensi risiko cedera.
Berikut adalah 4 hal yang perlu diingat:
Menghindari cedera bermuara pada persiapan yang tepat, tinjauan yang konstan, dan penanganan dini terhadap semua cedera. Persiapan yang tepat berarti memastikan Anda memiliki kebugaran dasar yang tepat sebelum mulai berolahraga. Sebagai contoh, jika Anda baru saja memulai maraton pertama Anda, Anda perlu meningkatkan tingkat kebugaran dan kekuatan Anda secara keseluruhan sebelum mulai berlari jarak jauh. Anda juga harus melengkapi diri Anda dengan teknik yang tepat dan peralatan yang tepat, seperti sepasang sepatu yang sesuai dengan gaya lari Anda.
Peninjauan yang konstan berarti memastikan Anda berlatih olahraga Anda secara teratur dan mengatasi potensi masalah segera setelah muncul. Bagi seorang pelari, hal ini dapat berarti mengubah gaya berjalan Anda, melatih fleksibilitas dan kekuatan otot inti dan tungkai bawah, serta memperkuat dan meregangkan tubuh sesuai kebutuhan.
Jika Anda mengalami cedera dalam prosesnya, jangan berasumsi bahwa rasa sakit dan nyeri Anda akan sembuh dengan sendirinya. Sebaliknya, disiplinlah untuk menemui dokter Anda ketika cedera tidak kunjung sembuh setelah beristirahat yang cukup.
Ada 2 jenis utama cedera yang berhubungan dengan olahraga: cedera kronis, rasa sakit jangka panjang yang berlangsung lebih dari 12 minggu, yang berasal dari penggunaan berulang-ulang bagian tubuh selama periode waktu tertentu, dan cedera akut, yang terjadi secara tiba-tiba, berlangsung kurang dari 12 minggu, dan biasanya disebabkan oleh trauma seperti patah tulang atau robeknya otot.
Contoh cedera kronis termasuk 'lutut pelari' yang umum dikenal (ketidaksejajaran tempurung lutut), lutut pelompat (radang tendon patela), osteoartritis lutut (keausan pada tulang rawan lutut), shin splints, siku tenis, dan juga patah tulang.
Contoh cedera akut termasuk keseleo pergelangan kaki, robekan ligamen dan meniskus pada lutut, serta dislokasi dan patah tulang tungkai atas atau bawah.
Cedera kronis lebih banyak daripada cedera akut di hampir semua aktivitas olahraga. Namun karena tidak langsung melumpuhkan, cedera ini cenderung diabaikan oleh para atlet dan sering kali tidak mendapatkan perawatan medis yang tepat hingga akhirnya menjadi masalah yang lebih serius.
Mayoritas cedera olahraga dapat ditangani dengan istirahat dan obat anti-inflamasi. Dalam kasus cedera kronis yang terlalu sering digunakan, pasien juga perlu dievaluasi untuk mengetahui penyebab predisposisi seperti ketidaksejajaran tungkai atau ketidaksesuaian panjang tungkai, teknik atau peralatan yang digunakan tidak tepat, atau hanya karena terlalu banyak beraktivitas tanpa batas.
Cedera yang memerlukan penanganan bedah cenderung merupakan cedera traumatik akut. Pembedahan yang umum dilakukan adalah rekonstruksi ligamen anterior cruciatum (mengganti ligamen yang robek pada lutut dengan jaringan baru), bedah meniscal artroskopik (memperbaiki meniskus, atau tulang rawan, yang berfungsi sebagai peredam goncangan pada tulang tungkai), dan perbaikan manset rotator bahu (menyambungkan kembali tendon yang robek ke tulang lengan atas).
Setelah mengalami cedera, banyak penggemar kebugaran dan olahraga yang ingin segera sembuh dan kembali beraktivitas.
Bahkan dengan kemajuan di bidang ilmu olahraga dan bedah ortopedi, kenyataannya tidak semua perawatan memiliki khasiat yang sama atau sesuai dengan hype-nya. Salah satu contohnya adalah terapi sel punca yang sering disebut-sebut namun kontroversial untuk pemulihan jaringan lunak dan tulang rawan. Meskipun secara teori terdengar menjanjikan, kenyataannya cedera sendi yang serius sering kali membutuhkan perawatan berkelanjutan dan bahkan pembedahan untuk dapat diatasi. Selain itu, data saat ini tentang kemanjuran injeksi sel punca tidak menunjukkan hasil yang baik secara seragam di seluruh spektrum pasien. Hanya beberapa pasien dengan kondisi tertentu yang memberikan respons yang baik terhadap perawatan sel punca.
Ingatlah bahwa kecelakaan dapat terjadi kapan saja, bahkan jika Anda berhati-hati saat berolahraga. Meskipun perawatan yang efektif mudah diakses saat ini, tujuan utama Anda tetaplah untuk menghindari cedera sejak awal.
Berhati-hatilah dengan tubuh Anda. Tetaplah mengetahui tentang risiko yang terkait dengan olahraga Anda. Dan jika Anda mengalami cedera akut, atau jika latihan menyebabkan Anda merasa sakit, nyeri, bengkak, atau bahkan mati rasa, pastikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter ortopedi.