Dr Gan Wei Tat Aaron
Spesialis Bedah Tangan
Sumber: Shutterstock
Spesialis Bedah Tangan
Jari pelatuk adalah salah satu penyebab umum nyeri tangan pada orang dewasa. Gangguan ini dapat membatasi pergerakan jari dan membuatnya sulit diluruskan serta ditekuk.
Dr Aaron Gan menjelaskan selengkapnya tentang jari pelatuk.
Jari pelatuk, juga dikenal sebagai stenosing tenosynovitis, adalah gangguan yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan di pangkal jari. Gangguan ini dapat menyerang jari mana pun dan beberapa jari sekaligus. Saat jari yang kaku dalam posisi menekuk diluruskan, jari akan tersentak, bergemeretak, atau bergemeletuk – sangat mirip seperti pelatuk senjata saat ditarik untuk melepaskan tembakan. Itu sebabnya gangguan ini diberi nama jari pelatuk.
Jaringan yang berperan dalam gerakan menekuk dan meluruskan jari di tangan dan lengan meliputi:
Tendon dikelilingi oleh selubung jaringan bernama sinovium, yaitu membran pelumas yang menyelubungi sendi, sehingga tendon dapat bergerak secara leluasa. Jari pelatuk terjadi apabila ada peradangan yang mempersempit ruang di dalam selubung yang menutupi tendon fleksor, yaitu penghubung otot lengan bawah ke tulang, di jari yang kaku.
Peradangan paling sering terjadi pada area katrol (pulley) A1, yaitu area di pangkal tiap jari di area telapak tangan. Penyebabnya yaitu pembengkakan sinovium tendon fleksor, yang dapat terasa seperti nodul, atau benjolan kecil. Saat jari yang terkena diluruskan, katrol yang menebal akan menyangkut di nodul karena tendon berupaya meluncur melalui selubung. Nodul pun terjepit sehingga jari terkunci dalam posisi menekuk. Jika jari dipaksa diluruskan, nodul akan menyembul melalui katrol sehingga menyebabkan sensasi seperti menarik pelatuk senjata. Apabila pembengkakan tendon dan pengencangan selubung parah, jari yang terkena bisa sampai tidak dapat ditekuk dan diluruskan sepenuhnya.
Jari pelatuk umumnya berkaitan dengan usia dan gangguan medis bawaan, seperti diabetes melitus, reumatik, dan asam urat. Meski demikian, sebagian besar kasus jari pelatuk tidak diketahui penyebabnya. Penggunaan jari secara berlebih yang berulang dan berkepanjangan dipercaya menyebabkan akumulasi kerusakan pada permukaan antara tendon fleksor dan katrol A1. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan tendon fleksor, serta memicu terbentuknya jari pelatuk.
Gejala awal jari pelatuk mungkin ringan, tetapi akan memburuk seiring waktu. Sensasi seperti pelatuk sering kali terasa saat pagi hari, menggenggam sesuatu, atau meluruskan jari.
Gejalanya meliputi:
Anda harus segera mencari pertolongan medis jika sendi jari terasa panas dan meradang karena ini bisa jadi tanda infeksi. Jika tidak segera ditangani, gejala-gejala di atas akan makin membuat Anda kesakitan dan kesulitan.
Spesialis bedah akan terlebih dahulu menanyakan riwayat kesehatan lengkap Anda sebelum melakukan pemeriksaan klinis pada tangan. Spesialis bedah akan menilai keparahan jari pelatuk dan kondisi Anda sebagai berikut:
Tingkat I | Ada bukti peradangan di area katrol A1 pada jari yang terkena, tetapi tidak terjadi jari menyangkut |
---|---|
Tingkat II | Ada bukti peradangan di area katrol A1 pada jari yang terkena, yang disertai jari menyangkut saat pasien diminta meluruskan jari dari posisi menekuk sepenuhnya |
Tingkat III A | Observasi sama seperti Tingkat II, tetapi jari tidak dapat lurus sendiri sepenuhnya karena terkunci dalam posisi menekuk, dan harus dibantu tangan satunya untuk meluruskannya |
Tingkat III B | Pasien tidak dapat menekuk dan meluruskan jari sepenuhnya karena peradangan parah di area katrol A1 |
Tingkat IV | Ada kelainan bentuk fleksi tetap di sendi interphalangeal proksimal karena peradangan yang berkepanjangan |
Meminum serangkaian obat anti-peradangan nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, yang dipadukan dengan terapi tangan, pembidaian, dan perubahan aktivitas. Pengobatan ini umumnya hanya dianjurkan untuk pasien yang baru pertama kali menderita jari pelatuk atau yang menderita jari pelatuk tingkat I atau tingkat II awal.
Bidai digunakan untuk menahan jari atau ibu jari dan mencegah pergerakan. Memakai bidai semalaman dapat membantu jika jari biasanya terasa kaku saat pagi hari. Cara ini lebih cocok untuk pengobatan sementara.
Ada beberapa opsi pengobatan yang dapat meredakan nyeri agar lekas sembuh. Satu atau beberapa pengobatan ini dapat membantu, tergantung tingkat keparahan jari pelatuk Anda.
Mulai dengan menghindari aktivitas yang dapat memicu jari pelatuk, seperti berulang kali menggenggam atau menggunakan alat yang bergetar.
Jari pelatuk membatasi rentang gerak. Oleh karena itu, latihan meregangkan jari akan membantu meredakan nyeri serta meningkatkan fleksibilitas. Lakukan latihan sederhana, seperti menekan telapak tangan, selama 15 menit sehari. Caranya, letakkan bola kecil atau benda serupa di telapak tangan dan remas dengan kencang selama beberapa detik. Kemudian, lepaskan dan regangkan jari Anda lebar-lebar.
Memakai kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan nyeri. Coba beberapa kali sehari selama maksimal 10 menit setiap kalinya.
Fisioterapi dapat membantu mengembalikan kekuatan dan rentang gerak jari. Konsultasikan dengan dokter tentang peregangan dan latihan yang dapat membantu, dan hindari aktivitas menggenggaman atau mencengkeram berulang kali, atau penggunaan alat genggam yang bergetar.
Suntikan dilakukan secara langsung ke selubung tendon fleksor. Suntikan tersebut mengandung campuran zat bius lokal dan obat kortikosteroid.
Suntikan kortikosteroid membantu mengurangi pembengkakan pada tendon, yang akan membantu meredakan nyeri. Pengobatan ini diperkirakan efektif untuk 50–70% orang, dengan hasil yang tampak jelas dalam beberapa hari atau minggu.
Dengan metode ini, peradangan pada area katrol A1 terbukti berkurang dan jari pelatuk mereda. Meski efeknya mungkin bertahan lama, tetapi potensi penyakit ini kambuh tetap ada. Suntikan tidak boleh dilakukan berulang kali. Spesialis bedah tangan menganjurkan maksimal 2 suntikan pada jari yang terdampak, kecuali jari kelingking, yang tidak boleh lebih dari 1 suntikan.
Ini karena kortikosteroid dipercaya melemahkan tendon dan dapat mengakibatkan ruptur (robek) tendon atraumatik jika diberi suntikan berulang. Pengobatan ini dianjurkan jika penanganan non-invasif tidak efektif, dan untuk jari pelatuk tingkat II atau III.
Bedah dilakukan untuk membebaskan katrol A1, katrol pra-anulus, dan jika perlu sebagian dari katrol A2 melalui sayatan kecil pada kulit di pangkal jari.
Jari pelatuk sangat jarang kambuh setelah bedah. Untuk mengobati jari pelatuk tingkat IV, spesialis bedah mungkin akan melakukan prosedur tambahan guna membebaskan sendi interphalangeal proksimal, yaitu sendi tekuk antara tulang jari yang memberikan fleksi ke arah telapak tangan, yang tersangkut karena kaku berkepanjangan. Sayatan terpisah di sendi interphalangeal proksimal diperlukan untuk prosedur tersebut.
Anda perlu menjumpai spesialis bedah tangan karena berpengalaman menangani gangguan jari, tangan, dan pergelangan tangan. Spesialis bedah tangan memiliki keahlian dan pengetahuan yang tepat untuk menangani semua tingkatan jari pelatuk. Klinik bedah tangan juga memiliki terapis okupasi internal khusus tangan yang menyediakan terapi tangan dan bidai khusus, seperti bidai berpola angka delapan, yang digunakan dalam pengobatan jari pelatuk tingkat awal. Spesialis bedah tangan terlatih memberikan suntikan selubung fleksor intratekal guna memaksimalkan peluang sembuh dan meminimalkan peluang kambuh. Jika bedah diperlukan, spesialis bedah tangan akan melakukan operasi dengan sangat cermat untuk memperbaiki penyebab jari pelatuk. Sayatan dibuat di garis lipatan alami kulit untuk mencapai hasil tanpa bekas luka yang terlihat jelas.